Sunday 30 May 2021

Koneksi Antar Materi - Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak

Setelah mempelajari modul 1.1. mengenai dasar-dasar pemikiran dan filosofi Ki Hadjar Dewantara (KHD) dan modul 1.2. nilai-nilai dan peran guru penggerak, pada bagian tugas akhir modul 1.2. penulis mendapat tugas menyimpulkan keterkaitan kedua materi modul tersebut dalam koneksi antar materi.

Pada modul 1.2. calon guru penggerak (CGP) memahami lebih mendalam nilai-nilai dan peran apa saja yang harus dimiliki dalam dirinya. Ada 5 nilai yang harus dimiliki oleh seorang CGP yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. 

Yang pertama mandiri artinya seorang CGP mampu mendorong dirinya sendiri untuk melakukan aksi serta mengambil tanggung jawab atas segala hal yang terjadi pada dirinya. Segala perubahan yang terjadi di sekitarnya maupun pada dirinya, muncul dari dirinya sendiri. Ketika seorang guru hanya menunggu sesuatu untuk terjadi, seringkali hal tersebut tidak pernah terjadi.  CGP senantiasa mampu memunculkan motivasi dalam dirinya sendiri untuk membuat perubahan baik untuk lingkungan sekitarnya ataupun pada dirinya sendiri. Hal ini terutama perlu muncul dalam aspek pengembangan dirinya. Untuk mengembangkan dirinya sendiri CGP tidak perlu menunggu tugas dari sekolah atau dinas untuk mengikuti pelatihan atau didorong oleh siapapun tapi keinginan itu muncul dalam dirinya sendiri. 

Kedua yaitu reflektif. CGP mampu senantiasa merefleksikan dan memaknai pengalaman yang terjadi di sekelilingnya, baik yang terjadi pada diri sendiri serta pihak lain. Proses perjalanan CGP menjadi guru penggerak akan memberikan pengalaman-pengalaman yang bervariasi dan pengalaman tersebut akan memberikan kesan baik positif maupun negatif. Dengan nilai reflektif tersebut seorang CGP senantiasa terbuka  menerima kritik dan saran yang membangun dari pihak lain dan mampu mengevaluasi kembali pengalaman-pengalaman tersebut, hingga bisa menjadi pembelajaran dan panduan untuk menjalankan perannya di masa mendatang. Setelah dapat mengevaluasi diharapkan akan memperkuat langkahnya sehingga hal-hal positif dapat dilanjutkan sedangkan hal-hal negatif dapat menjadi dorongan dan perbaikan untuk melangkah selanjutnya. 

Ketiga yaitu nilai kolaboratif. CGP senantiasa mampu membangun hubungan kerja yang positif terhadap seluruh pihak pemangku kepentingan yang berada di lingkungan sekolah ataupun di luar sekolah (komite sekolah/orang tua murid) dalam mencapai pembelajaran. Dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, seorang Guru Penggerak akan bertemu banyak sekali pihak yang mampu mendukung pencapaian Profil Pelajar Pancasila. Guru Penggerak diharapkan mampu merangkul semua pihak itu. CGP senantiasa mampu membangun kepercayaan dan rasa hormat dalam dirinya dan lingkungan sekitarnya dan mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan berbagai pihak yang memiliki peran masing-masing dalam mencapai tujuan.

Keempat yaitu inovatif. CGP mampu senantiasa memunculkan gagasan-gagasan baru dan tepat guna terkait situasi tertentu ataupun permasalahan tertentu. Gagasan atau ide juga dapat muncul dari pengalaman sebelumnya ataupun dari pihak lain. Dengan ide-ide tersebut CGP dapat mengambil solusi yang tepat terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi dan bahkan menjadi inspirasi bagi pihak lain yang pada akhirnya dapat melakukan aksi nyata dengan solusi tersebut.

Nilai yang terakhir yaitu berpihak pada murid. CGP selalu bergerak dengan mengutamakan kepentingan perkembangan murid sebagai acuan utama. Segala keputusan yang diambil oleh seorang Guru Penggerak didasari pembelajaran murid terlebih dahulu, bukan dirinya sendiri atau pemuasan dirinya. Sebagai Calon Guru Penggerak yang memiliki nilai ini,  harus mulai berpikir dari pertanyaan “apa yang murid butuhkan?”, “apa yang bisa saya lakukan untuk membuat proses belajar ini lebih baik?” dll. Guru Penggerak selalu mengutamakan keberpihakan pada murid adalah pedoman perilaku yang utama.

Peran utama seorang guru penggerak adalah mewujudkan profil Pelajar Pancasila. Peran-peran tersebut dapat dijabarkan antara lain menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru dan mewujudkan kepemimpinan murid. Nilai-nilai yang ada pada diri guru penggerak yaitu Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada Murid dapat berfungsi dalam menjalankan peran dan tugasnya untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila  dengan enam ciri utama yaitu  beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, ber kebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Profil Pelajar Pancasila digali dari pemikiran dan filosofi KHD sehingga ada keterkaitan yang sangat erat antara nilai-nilai yang harus dimiliki seorang guru penggerak untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.

Dalam usahanya untuk mencapai kelima nilai tersebut penulis telah melakukan hal-hal yang dapat memperkuat nilai-nilai tersebut yaitu membimbing siswa menjadi pembelajar yang berakhlak dan berbudi luhur, mengadakan kegiatan belajar mengajar dengan inovasi baru sesuai tuntutan zaman, mendorong siswa untuk selalu berprestasi, sebagai keberpihakan kepada murid penulis berusaha menjadi guru millennial karena penulis berusaha ikut menyelami bagaimana generasi millennial tersebut, mengajak dan mendorong rekan guru untuk selalu belajar dan berinovasi dalam kegiatan belajar-mengajar secara terus menerus.

Tentunya dalam menjalankan tugas sebagai guru penggerak tidak akan berjalan tanpa dukungan  pihak lain. Seorang guru penggerak adalah juga warga sekolah biasa yang tentunya selalu ingin mendapat dukungan dari lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Dari lingkungan sekolah yang utama adalah para siswa itu sendiri karena tujuan dari peran guru penggerak adalah keberhasilan siswa, Selain itu adalah pengambil kebijakan sekolah yaitu kepala sekolah, komite sekolah dan yang lainnya seperti rekan guru dan karyawan sekolah. Dari luar sekolah ada 2 macam yaitu dari keluarga sendiri dan dari masyarakat (orang tua murid dan masyarakat pada umumnya).  







 


Saturday 1 May 2021

Perjalanan Awal Pendidikan dan Pelatihan CGP

 

JURNAL MINGGUAN BULAN APRIL

Perjalanan awal mengikuti pendidikan calan guru penggerak (CPG).

MINGGU KE-1

Kegiatan pendidikan calon guru penggerak (CGP) ini akan berlangsung selama 9 bulan yang dimulai bulan April-Desember 2021. Kegiatan ini diawali dengan Lokakarya 0 yaitu lokakarya perdana sebelum seluruh rangkaian pendidikan dan pelatihan kepemimpinan CGP.

Sabtu 10 April 2021

Lokakarya 0 Calon Guru Penggerak (CGP) Surabaya ini diikuti oleh pengawas, kepala sekolah, dan calon guru penggerak. Ada 17 Pengajar Praktik (PP) dan 100 CGP terlibat di acara yang diselenggarakan di dua tempat terpisah yaitu  Hotel Sahid Surabaya dan Hotel Bidakara.  Acara tersebut dibuka oleh DR. Subandi, M.M., Kepala PPPPK PKn-IPS  Jawa Timur. Sebelum pembukaan tersebut acara diisi oleh Bu Mamik Suparmi, Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dispendik Surabaya dengan presentasinya yang memberikan motivasi dan arahan kepada CGP apa yang seharusnya dilakukan oleh CGP sebagai motor pendidikan di daerahnya masing-masing.

Setelah serangkaian acara pembukaan para peserta lokakarya diarahkan masuk ke kelasnya masing-masing dan masing-masing kelas didampingi oleh 2 pengajar praktik (PP). Materi lokakarya meliputi perkenalan diri, kekhawatiran dan harapan CGP dan membangun komitmen antara CGP dan Kepala Sekolah.

Selasa, 13 April 2021

Acara selanjutnya yaitu pembukaan sekaligus peresmian CGP angkatan 2 yang dibuka oleh Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan, Nadin Makarin, secara daring dimulai pukul 11.00 WIB dan dilanjutkan paparan kebijakan Kemendikbud dan paparan kebijakan PPGP. Kegiatan pada hari itu diakhiri dengan pelaksanaan pretest paket modul 1 oleh CGP.

Rabu, 14 April 2021

Kegiatan selanjutnya yaitu pengerjaan modul 1.1 di Learning Manajemen Sistem (LMS). Topik pertama dalam mosul 1.1. ini adalah dimulai dari diri tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) dimana CGP menanyakan pada dirinya sendiri hal-hal apa saja yang telah dilakukan selama menjadi pendidik dan kemudian merefleksikannya ke dalam tulisan terkait pemikiran-pemikiran KHD dengan menjawab 3 pertanyaan dan menuliskan harapan dan ekspektansi CGP sebagai pendidik dengan tulisan 300-500 kata kemudian mempostingnya ke dalam blog LMS.

Kamis, 15 April 2021

Kegiatan selanjutnya masih modul 1.1 tetapi dengan topik berbeda yaitu eksplorasi konsep (Mandiri). Dalam topik ini membahas beberapa sub topik tentang potret pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial hingga sekarang dan tanggapan reflektif CGP, asas pendidikan KHD, dasar-dasar pendidikan, kodrat alam dan kodrat zaman, budi pekerti, metode Montesori, Frobel dan taman anak, kerangka pemikiran KHD dan tanggapan reflektif kritis CGP yang harus dituangkan dalam bentuk audio/video visual dan dikumpulkan melalui link google drive.

Jumat, 16 April 2021

Kegiatan minggu pertama CGP diakhiri dengan eksplorasi konsep pada forum diskusi. Fasilitator mengajak para peserta CGP dalam video conference dan kegiatan ini berlansung selama kurang lebih 2,5 jam. Fasilitator mempresentasikan materi Refleksi Filosofis Pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Setelah presentasi para peserta ditugaskan menuliskan refleksinya di dalam padlet dan sekaligus peserta lain memberi tanggapan terhadap refleksi tersebut. pada bagian akhir peserta diberi kesempatan untuk bertanya dan peserta lain menanggapinya sehingga terjadilah forum diskusi terkait filosofi dan pemikiran-pemikiran KHD tentang pendidikan. Kegiatan vicon ini menutup serangkaian kegiatan CGP minggu pertama kegiatannya semoga kegiatan berikutnya menambah semangat dalam menjalani pelatihan ini.

 

MINGGU KE-2

Senin, 19 April 2021

Kegiatan minggu ke-2 adalah ruang kolaborasi daring melalui google meet dan berlangsung selama 4 jam yang dimulai pukul 10.00 dan selesai pukul 14.00 WIB. Topik kolaborasi adalah mendesain kerangka pembelajaran sesuai dengan pemikiran KHD. Kelas dibagi menjadi 2 kelompok. Masing-masing kelompok memilih 1 topik profil pelajar  Pancasila kemudian mendiskusikannya untuk mendesain kerangka pembelajaran ke dalam presentasi yang berupa ppt, poster, video dan sebagainya.

Kegiatan diawali dengan penjelasan fasilitator langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peserta dan dilanjut dengan pertanyaan-pertanyaan peserta tuntuk mendapatkan penguatan apa yang telah dijelaskan oleh fasilitator. Kemudian fasilitator membagi peserta menjadi 2 kelompok dan masing-masing kelompok berdiskusi di masing-masing ruang daring. Setelah selesai berdiskusi peserta kembali ke ruang daring utama dan mempresentasikan hasil diskusinya. Fasilitator memberikan komentar dan masukan-masukan hasil diskusi sehingga hasil diskusi tersebut dapat disusun menjadi kerangka pembelajaran tentang profil pelajar Pancasila.

Selasa, 20 April 2021

Kegiatan hari ini adalah ruang kolaborasi melalui video conference yang berlangsung mulai pukul 13.30 dan berakhir pukul 16.30. Pada kegiatan ini masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dengan media pilihannya dapat berupa power point, poster, video  dan sebagainya. Masing-masing kelompok membagi tugas anggotanya seperti sebagai presenter, moderator, penanya, penjawab dan notulen. Kegiatan diawali dengan presentasi kelompok 1 dan dilanjutkan dengan  sesi tanya jawab. Sesi diakhiri dengan umpan balik positif dari kelompok lain. Selanjutnya giliran kelompok 2 mempresentasikan hasil diskusinya dan dilakukan secara berurutan seperti kelompok 1. Dalam kegiatan ruang kolaborasi tersebut diskusi berlangsung sangat berbobot dan para peserta sangat antusias dalam mengelaborasi mendiskusikan desain kerangka pembelajaran sesuai dengan pemikiran KHD. Topik diskusi masing-masing kelompok memilih salah satu profil pelajar pancasila dan dielaborasi sangat mendalam bahkan dalam penerapan kontekstual dalam pembelajaran di sekolah masing-masing sebagai contoh elaborasinya. Pada akhir kegiatan setiap peserta menuliskan refleksi diri berkaitan dengan kegiatan yang telah dilakukan kedalam padlet.

Rabu, 21 April 2021

Hari ini peserta CGP melakukan refleksi terbimbing. Disini saya menjawab 4 pertanyaan terkait pemikiran KHD dan mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pengalaman baru yan didapat dalam diskusi dengan peserta CGP lainnya. Selain itu merefleksikan perubahan apa yang akan dilakukan saya sebagai CGP selanjutnya danterakhir adalah perubahan konkret yang akan saya lakukan.

Kamis-Jumat, 22-23 April 2021

Dalam kesempatan ini saya membuat poster yang mendeskripsikan filosofi dan pemikiran KHD yang sudah dijadikan profil pelajar Pancasila dalam pendidikan Indonesia. Poster mendiskripsikan bahwa guru penggerak harus dapat mewujudkan profil pelajar Pancasila yang dilakukan melalui pendidikan dan pembelajaran. Pada halaman poster ke-2 saya mendiskripsikan kegiatan yang sudah dilaksanakan di sekolah saya yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

Pada akhir kegiatan minggu ke-2 ini seperti sebelumnya saya menuliskan jurnal mingguan ini sehingga saya dapat lebih mendalami pin-poin apa saja yang sudah saya lakukan dan lalui semoga dengan kegiatan seminggu ini dapat menambah motivasi saya untuk belajar dan dapat menggerakkan pendidkan dengan melakukan apa yang dapat saya lakukan untuk kemajuan pendidikan.

Minggu ke-3

Perjalananku mengikuti pendidikan CGP di minggu ke-3 masih membahas modul 1. Hari ke-1 pada hari Senin, 26 april 2021 terjadwal webinar elaborasi pemahaman. Ada 2 sesi webinar yaitu webinar sesi 1 dihadiri CPG dari seluruh Indonesia semua jenjang yaitu TK, SD, SMP DAN SMA. Sedangkan sesi 2 webinar dikelompokkan menurut jenjang sekolah dan memasuki room webinar masing-masing jenjang, saya pun maemasuki ruang webinar jenjang SMA.

Sesi pertama berdurasi kurang lebih 60 menit diisi oleh Ki Prijo Dwiarsa seorang tokoh pendidikan perguruan Taman Siswa. Beliau memaparkan sangat detil perjalanan KHD dalam memperjuangkan pendidikan di Indonesia. Bagaimana dan latar belakang KHD concern terhadap pendidikan di Indonesia. Saya sangat terkesima dengan pengalaman KHD yang merupakan titik balik beliau concern tehadap pendidikan. Dikisahkan pada saat itu KHD di Den Haag sebagai jurnalis beliau sedang kejar tayang berita. Pada saat itu  KHD adalah pengantin baru dan telah memiliki putri yang masih balita. Pada suatu malam beliau sedang mengerjakan tugas yang kejar tayang dan dalam waktu bersamaan putri kecil beliau yang bernama Ni Asthi menangis dengan keras sehingga KHD merasa sangat terganggu dengan tangisan si kecil. Dengan segera KHD memindahkan si kecil Asthi ke ruangan lain dengan harapan tidak menggangu pekerjaannya. Sayangnya setelah KHD menyelesaikan pekerjaannya beliau tidak mendengar tangisan si Asthi. Setelah ditengok ternyata Asthi sudah dalam keadaan kebiru-biruan pucat pasi karena kedinginan. Pada saat itu cuaca di Den Haag sedang musim salju. Alhasil Asthi langsung dilarikan ke rumah sakit. Seiring dengan berjalannya waktu perkembangan si Asthi mengalami kendala sehingga menjadi anak berkebutuhan khusus (ABK) yang sepanjang hidupnya tergantung dengan orang lain. Sejak itu pula KHD merasa sangat bersalah kepada anaknya sehingga  KHD berjanji untuk memuliakan Ni Asthi. Berangkat dari kejadian tersebut beliau memberikan pemikiran-pemikirannya tentang pendidikan yang salah satunya adalah seorang pendidik haruslah menghamba pada anak untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan anak. Hal ini tentunya menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi semua orang tua atau guru sebagai pendidik. Orang tua dalam mendidik dan mengasuh anaknya harus selalu berhati-hati, tidak ceroboh dan memperhatikan kebutuhan dan kondisi anak. Sedangkan guru sebagai pendidik haruslah mendidik anak yang berpusat pada anak.

Webinar sesi ke-2 diisi oleh narasumber praktik baik oleh Suhendiana Noor dari SMAN 1 Lembang Bandung untuk jenjang SMA. Beliau memaparkan kegiatan-kegiatan unggulan yang sudah diterapkan di sekolahnya. Sebenarnya sebagian besar paparan kegiatan yang disampaikan juga sudah dilakukan di sekolah saya tetapi ada satu atau dua kegiatan yang sangat menarik perhatian saya yang saya rasa sangat berbeda yaitu pembelajaran yang dilaksanakan di bawah pohon atau beliau menyingkat DPR (di bawah pohon rindang). Pembalajaran semacam ini menurut saya sangat langka apalagi apabila dilaksanakan di kota besar. Saya rasa pembelajaran semacam ini sangat menyatu dengan alam karena hal seperti ini tentulah sulit bagi sekolah yang ada di perkotaan seperti sekolah saya di Surabaya. Tetapi saya sangat memimpikan pengalaman kegiatan belajar mengajar semacam ini. Kegiatan ke-2 yang mencuri perhatian saya yaitu ketika beliau memaparkan kegiatan Pondok Khusus. Kegiatan ini membimbing siswa dengan perlakuan khusus karena mereka memerlukan perhatian lebih. Menariknya mereka berangkat dan pulang sekolah wajib diantar dan dijemput orang tua bahkan pada saat makan siang menurut beliau orang tua harus menyuapi anaknya di sekolah. Menurut saya kegiatan itu sangat bagus untuk siswa yang memang membutuhkan perhatian khusus dari sekolah dan tidak mudah. Pada prinsipnya apabila sekolah mengaplikasikan sekolah berbasis layanan haruslah dapat mengakomodir kebutuhan siswa secara keseluruhan tidak hanya mengakomodir siswa yang cepat belajar atau berprestasi saja tetapi di sisi lain juga memberikan pelayanan yang lebih juga kepada siswa yang memang benar-benar membutuhkan perhatian khusus.

Pada minggu ke-3 ini calon guru penggerak diminta membuat kesimpulan dan refleksi yang dapat dituangkan ke berbagai media misalnya video, infografis dan artikel di blog. Saya memilih menulis artikel di blog saya yang sudah beberapa lama saya vakum mengisi blog personal saya. Kesimpulan dan refleksi saya dapat diakses di laman https://bupraptibahasainggris.blogspot.com/search/label/Teacher%20Corner.

Demikian jurnal mingguan saya di minggu ke-3 ini yang juga sekaligus kegiatan secara keseluruhan di bulan April 2021 yang diakhiri dengan penulisan jurnal kegiatan mingguan ini, terimakasih.