Home

Tuesday 19 October 2021

PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

 AKSI NYATA (sebuah artikel refleksi)

GERAKAN LITERASI SEKOLAH

Kelas Menulis


“Lakukan yang terbaik di semua kesempatan yang kamu miliki.”

Latar Belakang

GLS kependekan dari Gerakan Literasi Sekolah adalah sebuah gerakan yang berupaya menumbuhkan budi pekerti siswa untuk mencapai pembelajaran sepanjang hayat karena gerakan literasi di sekolah berupaya menumbuhkan kebiasaan membaca dan menulis siswa sehingga menjadi budaya positif di lingkungan sekolah. Di SMA Negeri 15 Surabaya budaya membaca sudah ditumbuhkan sudah beberapa tahun diantaranya dengan literasi  sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai pada jam ke-1 selama 15 menit, disediakannya majalah dinding di setiap kelas untuk memfasilitasi hasil karya tulis siswa untuk dipajang dan pojok literasi yaitu setiap sudut kelas dibuat rak buku bacaan yang diperoleh dari koleksi siswa sendiri sehingga mereka dapat saling bertukar buku untuk dibaca. Tentu saja sebagai sekolah yang selalu ingin meningkatkan kualitas literasi program sekolah SMA Negeri 15 Surabaya para guru terutama guru penggerak yaitu penulis sendiri dan berkolaborasi dengan calon kepala sekolah di sekolah kami mencanangkan program literasi sekolah selanjutnya yaitu Kelas Menulis. Apakah program Kelas Menulis tersebut? Penulis akan memaparkan lebih mendalam dalam tulisannya di bawah.

Mengapa Kelas Menulis?

Kelas Menulis adalah sebuah program sekolah yang berdampak pada murid melibatkan aset sekolah diantaranya Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab program, murid dan guru khususnya guru bahasa yaitu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Jerman dan Bahasa Jawa karena keempat mata pelajaran bahasa tersebut adalah mata pelajaran bahasa yang diajarkan di SMA Negeri 15 Surabaya. Tidak terlepas pula peran orang tua/walimurid sebagai pihak pengontrol tercapainya program sekolah yang berdampak pada murid. 

Sasaran program ini adalah semua siswa kelas X  dengan tujuan untuk menanamkan nilai-nilai literasi sejak dini di sekolah menengah atas. Dengan bimbingan guru bahasa siswa dapat menghasilkan sebuah karya tulis yang layak baca dan menarik sehingga dapat didokumentasikan di perpustakaan sekolah. Dengan karya tulis tersebut semua warga sekolah dapat membaca hasil karya tulis tersebut dan  diharapkan para siswa bangga dengan hasil karyanya sehingga memotivasi untuk gemar menulis dan dapat merangsang siswa untuk menulis lagi dan menghasilkan lebih banyak karya tulisan. Pada kegiatan pameran pendidikan yang biasanya terjadwal pada akhir semester dimana para orang tua datang ke sekolah untuk mengambil buku rapor buku-buku hasil karya siswa dipamerkan orang tua/wali murid dapat mengetahui dan membaca hasil karya tulis putra-putri mereka bahkan mereka membeli buku karya tulis tersebut.

Harapan lain dari program Kelas Menulis untuk kedepannya program ini dapat mewadahi dan mengakomodasi siswa yang gemar dan memiliki talenta atau potensi menulis untuk membentuk klub literasi sekolah yang dapat menggerakkan literasi sekolah secara keseluruhan. Klub ini diharapkan dapat memunculkan bibit -bibit penulis di masa yang akan datang sehingga siswa memiliki cita-cita menjadi penulis terkenal.

Siswa bangga karya tulis dapat dibaca oleh warga sekolah di perpustakaan sekolah.

Kegiatan Kelas Menulis

Program Kelas Menulis melibatkan semua guru mata pelajaran bahasa yang ada di SMA Negeri 15 yaitu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Jerman dan Bahasa Jawa dan setiap guru menugaskan dan membimbing siswanya sehingga menghasilkan sebuah karya tulis melalui tahapan-tahapan dalam proses belajar mengajar di kelas mulai menyusun draf, menyusun karangan , editing, revisi dan pencetakan.

Rapat koordinasi tim dengan guru mata pelajaran bahasa.

Program Kelas Menulis diintegrasikan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dengan bimbingan guru mata pelajaran bahasa berlangsung selama 1 bulan. Setiap siswa menghasilkan 1 karya tulis dengan topik beragam yang dibimbing oleh guru mata pelajaran bahasa masing-masing disesuaikan dengan kompetensi dasar yang sedang diajarkan. 

Bimbingan karya tulis dalam proses belajar mengajar di kelas.

Dengan bimbingan masing-masing guru dan dikoordinasikan oleh pengurus kelas setiap kelas menghasilkan 1 buku yang berisi karya tulis tersebut yang sudah melalui proses editing dan revisi sehingga karya tulis tersebut dapat dicetak menjadi sebuah buku sebagai karya tulis yang layak dan menarik untuk dibaca untuk segera didokumentasikan di perpustakaan sekolah. 

Pada akhir semester buku-buku hasil karya siswa dipamerkan dalam pameran pendidikan yang diadakan di sekolah dimana para wali murid/orang tua datang ke sekolah untuk mengambil buku rapor sekaligus sehingga mereka mengetahui hasil karya putra-putrinya di sekolah.

My Feelings

Sejak awal program kami guru bahasa dan khususnya penulis sendiri merasa optimis dengan Kelas Menulis ini . Hal ini mengingat potensi siswa SMA Negeri 15 Surabaya memiliki potensi yang bagus karena sekolah kami merupakan salah satu  sekolah favorit sehingga input siswa sekolah kami tergolong bagus  sehingga para guru yakin akan keberhasilan Kelas Menulis ini. Sejak awal rapat koordinasi semua guru pun menyambut dengan antusias dan hal ini memberi semangat kepada tim untuk ketercapaian program ini.

Di kelas proses kegiatan bimbingan para siswa juga antusias mengerjakan karena mereka sudah termotivasi dan bimbingan masing-masing guru yang dengan sabar dan telaten mengarahkan para siswanya.

Akhirnya tim merasa lega dan bahagia  karena hasil karya tulis siswa telah dibukukan dan didokumentasikan di perpustakaan sekolah untuk kemudian pada saat akhir semester pada ‘event’ pameran pendidikan akan dipamerkan.

Apa yang dapat dipelajari?

“Ketika aku bermimpi sendiri, itu hanyalah sebuah mimpi. Ketika kita bermimpi bersama, itu adalah awal sebuah kenyataan. Ketika kita bekerja bersama, mengikuti mimpi kita, itu adalah penciptaan surga di dunia.”

Kutipan di atas adalah kutipan yang penulis temui di alur belajar Demonstrasi Kontekstual  pendidikan guru penggerak. Kutipan tersebut sangatlah tepat tertuang dalam alur belajar ini karena dalam alur belajar Demonstrasi kontekstual calon guru penggerak diharapkan mampu merancang dan menerapkan konsep-konsep dan tahapan-tahapan pengelolaan program yang berdampak pada murid dimana program yang dirancang untuk sesuatu tercapainya tujuan program dan dapat dikolaborasikan dengan rekan sejawat, komunitas maupun stakeholder yang terkait didalamnya secara bersama-sama. Itulah makna yang dalam dari kutipan tersebut.

Begitu pula dengan program yang sudah penulis rancang dan laksanakan, banyak sekali pelajaran yang dapat diambil pada saat merancang program, pelaksanaan dan setelah pelaksanaan kegiatan Kelas Menuli. Penulis dapat belajar bagaimana program akan terlaksana apabila ada respon dan aksi dari rekan sejawat yang dapat menerima dan ikut terlibat dalam aksi program tersebut. Terlebih lagi kepatuhan dan antusias peserta didik dalam menerima tugas yang diberikan guru untuk menuliskan sebuah karya tulis karena termotivasi oleh guru di awal pembelajaran yang telah memberikan energi positif kepada siswa untuk menuangkan ide-ide mereka dalam sebuah tulisan. Semua itu tanpa kolaborasi yang baik program mustahil akan berjalan karena program Kelas Menulis melibatkan komponen besar yang ada dalam sekolah kami.

Tentu suatu program dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari kendala atau kesulitan tertentu. Begitu pula pada saat program Kelas Menulis berlangsung. Kendala yang muncul tetap ada tetapi tidak begitu berarti karena  kekompakan dan kolaborasi semua pihak program Kelas Menulis akhirnya dapat terlaksana dengan baik karena dukungan dan partisipasi semua pihak yang ada di sekolah maupun orang tua/wali murid.

Program Kelas Menulis adalah muara dari program gerakan literasi sekolah yang diharapakan akan mampu membentuk budaya literasi siswa dan ke depannya diharapkan akan terbentuknya klub literasi sekolah yang akan mewadahi para siswa akan kegemaran baik membaca dan menulis dalam suatu klub literasi sekolah yang dapat memunculkan bibit-bibit penulis dan menjadikan membaca dan menulis menjadi pembelajaran sepanjang hayat.



No comments:

Post a Comment