Home

Sunday 12 September 2021

Refleksi pada Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

 


“Education is the art of making man ethical.”

“Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.”

~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~


Kutipan diatas adalah relevan dengan judul topik penulis tentang Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran. Dalam dunia pendidikan seorang pemimpin haruslah mengambil sebuah keputusan yang benar-benar sudah dipertimbangkan dan keputusan itu akan berdampak pada semua aktifitas kehidupan pembelajaran yang menentukan perilaku dalam lingkungan pembelajaran yang menentukan baik/buruk, berhasil/tidak kelangsungan hidup itu sendiri.

Setelah mempelajari modul 3.1 dengan materi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan menjawab kuesioner dan memahami eksplorasi konsep baik secara mandiri maupun kolaborasi, saya dapat merefleksikan materi-materi dalam modul 3.1 tersebut sebagaimana dalam urian di bawah ini. 

Materi konsep-konsep pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam pembelajaran telah saya pahami dengan baik. Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan agar keputusannya benar-benar dapat dipertanggungjawabkan melalui beberapa prinsip, konsep dan pengujian yaitu masalah tersebut antara dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. 

Dilema Etika adalah situasi ketika seseorang harus memilih antara 2 opsi dimana kedua-duanya secara moral benar, tetapi saling bertentangan dan di saat itu seseorang pemimpin harus membuat keputusan antara benar dan benar. Sedangkan bujukan moral adalah situasi ketika seseorang harus memilih dan membuat keputusan antara benar dan salah. 

Empat paradigma pengambilan keputusan adalah dilema etika yang terdiri dari Individu vs Masyarakat (individual vs community), Rasa keadilan vs Rasa Kasihan (justice vs mercy), Kebenaran vs Kesetiaan (truth vs loyalty),  dan Jangka Pendek vs Jangka Panjang (short term vs long term). Individu lawan masyarakat adalah pertentangan antara individu (kelompok kecil) yang berdiri sendiri melawan sebuah kelompok yang lebih besar di mana individu ini juga menjadi bagiannya. Bisa juga konflik antara kepentingan pribadi melawan kepentingan orang lain, atau kelompok kecil melawan kelompok besar. Rasa keadilan lawan rasa kasihan adalah pilihan antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Pilihan yang ada adalah memilih antara keadilan dan perlakuan yang sama bagi semua orang di satu sisi, dan membuat pengecualian karena kemurahan hati dan kasih sayang, di sisi lain. Kebenaran vs kesetiaan adalah situasi dimana kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam dilema etika. Kadang seseorang perlu untuk membuat pilihan antara berlaku jujur dan berlaku setia (atau bertanggung jawab) kepada orang lain. Apakah seorang pemimpin akan jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau dia menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya. Yang terakhir yaitu jangka pendek vs jangka panjang. Paradigma ini paling sering terjadi dan mudah diamati. Kadang perlu untuk memilih antara yang kelihatannya terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akan datang. Paradigma ini bisa terjadi di level personal dan permasalahan sehari-hari, atau pada level yang lebih luas, misalnya pada issue-issue dunia secara global, misalnya lingkungan hidup dll.

Selanjutnya yaitu 3 prinsip dalam pengambilan sebuah keputusan yaitu prinsip Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) dan Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Prinsip berbasis hasil akhir adalah apabila seseorang berpikir: “Saya lakukan karena itu yang terbaik untuk kebanyakan orang.” Prinsip berbasis peraturan apabila seseorang berpikir: “Ikuti prinsip dan aturan-aturan yang telah ditetapkan.” dan yang ke-3 adalah prinsip berbasis rasa peduli apabila seseorang berpikir: “Memutuskan sesuatu dengan pemikiran apa yang anda harapkan orang lain lakukan terhadap anda.”

Yang terakhir yang harus dilakukan seorang pemimpin adalah menguji keputusannya itu dengan  9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Langkah-langkah tersebut adalah dengan beberapa pertanyaan.

  1. Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?

  2. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?

  3. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ?

  4. Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap

        situasi tersebut.

  1. Uji legal- Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut?

  2. Uji regulasi- Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut?

  3. Uji intuisi- Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini?

  4. Uji Halaman Depan Koran- Apa yang Anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah Anda merasa nyaman? Bila Anda tidak merasa nyaman, kemungkinan kasus tersebut bukan kasus dilema

     etika, namun bujukan moral.

  1. Uji Panutan/Idola- Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?

5. Jika situasi gagal melalui salah satu uji tersebut, maka tidak perlu melanjutkan pada langkah berikutnya, kemungkinan besar situasi tsb adalah bujukan moral, bukan dilema etika.

6. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi?

7. Prinsip mana yang digunakan untuk menyelesaikan masalah ini? Adakah 

    penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya. (Investigasi Opsi 

    Trilemma)?

8. Apa keputusan yang Anda ambil?

9. Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.


Menurut saya memahami konsep-konsep ini saja tidaklah cukup karena setiap kasus sangat beragam dan banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi antara lain pelaku yang terlibat, latar belakang masalah dan tingkat kompleksitas masalah tersebut mempengaruhi baik tidaknya hasil keputusan yang diambil. Penguasaan medan/lapangan dan pengalaman/fakta yang terjadi sesungguhnya dalam setiap permasalahan sehingga dalam pengambilan keputusan terhadap suatu kasus sangat mempengaruhi keberhasilan pengambilan keputusan bahkan kemungkinan ada yang diluar dugaan atau diluar prediksi pengambil keputusan.

Sebelum mempelajari modul ini tentunya saya  pernah menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dalam situasi moral dilema. Pada saat itu mengambil keputusan berjalan secara alami menurut pertimbangan saya baik dengan mengutamakan prinsip untuk kebaikan orang banyak dan yang penting keputusan yang saya ambil jauh dari kepentingan pribadi. Sedangkan setelah mempelajari modul 3.1 ini saya lebih paham bagaimana langkah-langkah pengambilan keputusan secara tepat melalui beberapa tahapan dengan mempertimbangkan apakah masalah ini adalah dilemma etika atau lebih kepada bujukan moral, termasuk 4 paradigma pengambilan keputusan yang mana, 3 prinsip pengambilan keputusan yang mana masalah tersebut dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. 

Topik modul pembelajaran 3.1 ini sangatlah penting dikuasai seorang guru baik itu sebagai individu maupun sebagai seorang pendidik atau guru yang merupakan pemimpin pembelajaran. Sebagai seorang individu pastilah menghadapi masalah dalam kesehariannya sehingga dengan memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip pengambilan keputusan dalam modul ini sangat baik juga diterapkan karena seorang individu adalah pemimpin juga bagi dirinya sendiri. Bagaimana seorang individu dapat memimpin orang lain apabila dia sendiri tidak dapat memimpin dirinya sendiri? Guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas akan menghadapi sejumlah siswa yang memiliki berbagai karakter dan masalah tentunya memiliki problematika dalam pembelajaran dan didalamnya guru haruslah dapat mengambil keputusan yang baik untuk para siswanya yang sedang mengalami permasalahan. Belum lagi seorang guru juga selalu berinteraksi dengan rekan guru lainnya di dalam sebuah lembaga dan permasalahan pastinya akan muncul. Apabila setiap guru memiliki pengetahuan dan pemahaman materi ini tentunya akan menciptakan sebuah lingkungan pembelajaran yang nyaman dan kondusif karena setiap guru dapat melalui masalahnya dengan baik dengan keputusan yang telah dibuatnya.

Mengingat materi modul 3.1 ini sangatlah penting adalah hal yang patut untuk mengaplikasikan dalam menjalankan tugas saya sebagai guru, pemimpin pembelajaran di kelas saya. Langkah selanjutnya adalah saya ingin segera mendesiminasikan materi Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran ini. Tidak semua guru apalagi di lingkungan sekolah saya mendapatkan kesempatan untuk mempelajari materi seperti ini. Sebagai calon guru penggerak penulis ingin segera mendesiminasikan kepada rekan-rekan guru lainnya yang belum mendapatkan kesempatan belajar dengan materi yang sangat penting sebagai seorang guru masa kini. Apabila semua guru memahami dan dapat mengaplikasikannya mereka dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik dengan demikian juga akan berdampak besar kepada para siswa dan lingkungan sekolah pada umumnya sehingga tujuan pembelajaran yang sebenarnya akan tercapai.


No comments:

Post a Comment